KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Illahi Rabby atas karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencemaran Lingkungan” ini. Shalawat
serta salam penulis limpahkan kepada junjunan alam Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarganya, kepada para sahabatnya dan kepada umatnya yang turut dan setia
kepada ajaran-Nya sampai akhir zaman.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu alamiah dasar. Dan
dalam menyusun makalah ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya, tertama kepada Bapak sebagai Guru mata pelajaran Ilmu pengetahuan alam juga tak lupa kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Dengan
kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, keritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Besar
harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya
bagi pembaca serta diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan
dunia pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai upaya pembenahan sistem pendidikan dan
perangkatnya di Indonesia terus dilakukan. Akibatnya muncul beberapa peraturan
pendidikan untuk saling melengkapi dan menyempurnakan peraturan-peraturan yang
sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan saat ini. Upaya tersebut, antara lain
diberlakukannya UU RI no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kemampuan professional guru amatlah penting dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan, sebagaimana yang diamanatkan dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa titik berat pembangunan pendidikan
diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Kemampuan guru dalam meningkatkan profesionalnya tidak
hanya berguna bagi dirinya, tetapi mempunyai makna yang positif bagi
peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. Usaha apapun yang dilaksanakan
dalam bidang pendidikan pada akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional sebagaimana yang tertera dalam GBHN yakni untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia.
Tanggung jawab dan peran seorang guru amatlah berat dan
tidak semudah apa yang diucapkan, sebab guru adalah pendidik kader-kader bangsa
yang serba unik dan kompleks sehingga seorang guru harus siap dalam menghadapi
perubahan dalam pendidikan di masa depan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan. Kami
dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Apa pengertian pencemaran
lingkungan?
2.
Sebutkan
macam-macam pencemaran lingkungan?
3.
Apa parameter pencemaran lingkungan?
4.
Apa saja yang dapat dilaukan sebagai usaha pencegahan &
penanggulangan pencemaran lingkungan?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Pembahasan
Dengan demikian dalam
penyusunan makalah ini, kami memiliki tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui apa sebenarnya pengertian pencemaran lingkungan.
2.
Untuk mengidentifikasi macam-macam pencemaran lingkungan.
3.
Untuk mengetahui apa yang
menjadi parameter pencemaran lingkungan.
4.
Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilaukan sebagai usaha
pencegahan & penanggulangan pencemaran lingkungan.
Adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah :
1.
Memahami apa sebenarnya pengertian dari pencemaran lingkungan.
2.
Mampu
mengidentifikasi macam-macam pencemaran lingkungan.
3.
Memahami apa yang
menjadi parameter pencemaran lingkungan.
4.
Mengetahui apa saja yang dapat dilaukan sebagai usaha
pencegahan & penanggulangan pencemaran lingkungan.
1.4. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
1.2. Perumusan
Masalah
1.3. Tujuan
dan Manfaat Pembahasan
1.4. Sistematika
Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Pencemaran
Lingkungan
2.2. Macam-macam
Pencemaran Lingkungan
2.2.1. Berdasarkan Tempat Terjadinya
2.2.1.1. Pencemaran Udara
2.2.1.2. Pencemaran Air
2.2.1.3. Pencemaran Tanah
2.2.2. Berdasarkan Berdasarkan Macam Bahan
Pencemar
2.2.3. Berdasarkan
Tingkat Pencemaran
2.3. Parameter Pencemaran Lingkungan
2.4. Dampak Pencemaran Lingkungan
2.5. Penanggulangan
Pencemaran Lingkungan
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pencemaran Lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya
atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam
lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh
proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai
dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan
manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu
lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia,
yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti
terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat
dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan
meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar
tidak mencemari lingkngan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di
sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat
menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan
kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari
0,033% dapat memberikan efek merusak
Suatu zat
dapat disebut polutan apabila :
1. Jumlahnya
melebihi jumlah normal.
2. Berada
pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada
di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1. Merusak
untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi.
2. Merusak
dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan
tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai
tingkat yang merusak.
2.2.
Macam-macam
Pencemaran Lingkungan
2.2.1. Berdasarkan Tempat
Terjadinya
Proses pencemaran dapat terjadi
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar
tersebut langsung berdampak meracuni sehingga menggangu kesehatan manusia,
hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun
tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi diudara, air
maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.Menurut tempat terjadinya,
pencemaran dibedakan menjadi pencemaran udara, air, dan tanah.
2.2.1.1.1. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan,
misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
1. CO2
Pencemaran
udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara.
Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan
bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang,
dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera diubah
menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruh dunia yang
ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal demikian dapat mengakibatkan efek
rumah kaca.
2.
CO
Di
lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin
mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna,
maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar
memenuhi ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut.
Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup
juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga
dapat menyebabkan kamatian.
3.
CFC
Pencemara
dara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro karbon (disingkat CFC).
Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak beraksi, tidak berbau,
tidak berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini dapat digunakan misalnya untuk
mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada almari es,
dan penyemprot rambut (hair spray).
Gas CFC yang
membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3).
Lapisan ozon ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet.
Kalau tidakl ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan
bumi, menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil, menimbulkan
mutasi genetik, menyebebkan kanker kulit atau kanker retina mata. Jika gas CFC
mencapai ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon
tersebut “berlubang” yang disebut sebagai “lubang” ozon. Menurut pengamatan melalui
pesawat luar angkasa, lubang ozon di kutub Selatan semakin lebar. Saat ini
luasnya telah melebihi tiga kali luas benua Eropa. Karena itu penggunaan AC
harus dibatasi.
4.
SO, SO2
Gas
belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak,
batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan,
yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam.
Hujan asam
mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati. Produksi pertanian merosot.
Besi dan logam mudah berkarat. Bangunan –bangunan kuno, seperti candi, menjadi
cepat aus dan rusak. Demikian pula bangunan gedungdan jembatan.
5.
Asap Rokok
Polutan
udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok
mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker
patu-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan
lainnya.
Perokok
dapat di bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok
aktif adalah mereka yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok
tetapi menghirup asap rokok di suatu ruangan.
Menurut penelitian,
perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar di bandingkan perokok aktif.
Jadi, merokok di dalam ruangan bersama orang lain yang tidak merokok dapat
mengganggu kesehatan orang lain.
Adapun akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain :
ü Terganggunya
kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit pernapasan (bronkhitis, emfisema,
dan kemungkinan kanker paruparu.
ü Rusaknya
bangunan karena pelapukan, korosi pada logam, dan memudarnya warna cat.
ü Terganggunya
oertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun atau kerdilnya tanaman akibat
konsentrasi SO2 yang tinggi atau gas yang bersifat asam. Adanya peristiwa efek
rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu udara secara global
serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub. Bila es
meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga mempengaruhi keseimbangan
ekologi.
ü Terjadinya
hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran oksida nitrogen.
2.2.1.2. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa
masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga
menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air yang terganggu ditandai dengan
perubahan bau, rasa, dan warna.
Ditinjau dari asal polutan dan
sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :
1.
Limbah Pertanian
Limbah pertanian
dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat
mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan
atau manusia
orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air akan mati karenanya.
2.
Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga
yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat
dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek,
air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai. Adapula
bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa
arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir.
Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa
bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang
larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen
dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan
organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan
bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya
pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman.
Dikota-kota, air got berwarna
kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Didalam air got yangdemikian
tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah
industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60%
dari seluruh limbah yang ada.
3.
Limbah Industri
Adanya sebagian
industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).
Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah
industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Dilaut, sering
terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak
yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer.
Ikan, terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati
karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar
tidak tersebar, kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat
menguraikan minyak.
4.
Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagai penduduk dan
nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk
menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak
hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan
demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada
didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan
pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.
Akibat yang dtimbulkan oleh
pencemaran air antara lain :
ü
Terganggunya
kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
ü
Terjadinya
ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air (eutrofikasi, dan
ü
Pendangkalan
Dasar perairan.
ü
Punahnya
biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air.
ü
Munculnya
banjir akibat got tersumbat sampah.
ü
Menjalarnya
wabah muntaber.
2.2.1.3.
Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah
banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan
pertanian, dan peternakan. Sampah dapat dihancurkan oleh jasad-jasad renik
menjadi mineral, gas, dan air, sehingga terbentuklah humus. Sampah organik itu
misalnya dedaunan, jaringan hewan, kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut
tergolong sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah anorganik seperti besi,
alumunium, kaca, dan bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat
diuraikan. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan
datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin
akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sebaiknya,
sampah yang akan dibuang dipisahkan menjadi dua wadah. Pertama adalah sampah
yang terurai, dan dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah atau dapat
dijadikan kompos. Jika pembuatan kompos dipadukan dengan pemeliharaan cacing
tanah, maka akan dapat diperoleh hasil yang baik. cacing tanah dapat dijual
untuk pakan ternak, sedangkan tanah kompos dapat dijual untuk pupuk.
Proses ini
merupakan proses pendaurulangan (recycle). Kedua adalah sampah yang tak
terurai, dapat dimanfaatkan ulang (penggunaulangan = reuse). Misalnya, kaleng
bekas kue digunakan lagi untuk wadah makanan, botol selai bekas digunakan untuk
tempat bumbu dan botol bekas sirup digunakan untuk menyimpan air minum.
Baik
pendaurulangan maupun penggunaulangan dapat mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan. Keuntungannya, beban lingkungan menjadi berkurang. Kita tahu bahwa
pencemaran tidak mungkin dihilangkan. Yang dapat kita lakukan adalah mencegah dampak
negatifnya atau mengendalikannya.
Selain
penggunaulangan dan pendaurulangan, masih ada lagi upaya untuk mencegah
pencemaran, yaitu melakukan pengurangan bahan/ penghematan (reduce), dan
melakukan pemeliharaan (repair). Di negara maju, slogan-slogan reuse, reduce,
dan repair, banyak diedarkan ke masyarakat.
Akibat yang
ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain :
ü
Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme
dalam tanah).
ü
Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak
baik untuk pertumbuhan tanaman, dan
ü
Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.
2.2.2. Berdasarkan Berdasarkan Macam Bahan Pencemar
Menurut macam bahan
pencemarnya, pencemaran dibedakan menjdi berikut ini:
1. Pencemaran kimiawi : CO2 logam
berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,) bahan raioaktif, pestisida, detergen, minyak,
pupuk anorganik.
2. Pencemaran Biolagi :
mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
3. Pencemara fisik : logam, kaleng,
botol, kaca, plastik, karet.
4. Pencemaran Suara : kebisingan.
Pencemaran Suara
(kebisingan)
Dikota-kota atau di
daerah dekat industri / pabrik sering terjadi kebisingan. Pencemaran suara
disebabkan oleh masuknya bunyi gaduh diatas 50 desibel (disingkat dB, merupakan
ukuran tingkat kebisingan). Bunyi tersebut mengganggu kesehatan dan ketenangan
manusia. Kebisingan menyebabkan penduduk menjadi sulit tidu, bahkan dapat
mengakibatkan tuli, gangguan kejiwaan, dan dapat pula menimbulkan penyakit
jantung, gangguan janin dalam kandungan, dan stress.
Saat ini telah
diusahakan agar mesin-mesin yang digunakan manusia tidak terlalu bising. jika
bising harus diusahakan adanya isolator. menanam tanaman berdaun rimbun di
halaman rumah meredam kebisingan. Bagi mereka yang suka mendengarkan musik yang
hingar bingar, hendaknya mendengarkan di tempat khusus (misal di dalam kamar)
agar tidak mengganggu orang lain.
2.2.3. Berdasarkan Tingkat
Pencemaran
Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan
menjadi sebagai berikut:
- Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.
- Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis. Contohnya pencemaran Minamata, Jepang.
- Pencemaran akut, yaitu
pencemaran yang dapat mematikan seketika.
Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.
2.3.
Parameter Pencemaran Lingkungan
Untuk
mengukur tingkat pencemaran diasuatu tempat digunakan parameter pencemaran.
Parameterpencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya
pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi. Paarameter pencemaran
meliputi parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi.
1.
Parameter Fisik
Parameter fisik meliputi pengukuran
tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan, dan radioaktivitas
2.
Parameter Kimia
Parameter kimia dilakukan untuk
mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan logam berat. Sebagai
contoh berikut disajukan pengukuran pH air, kadar CO2, dan oksigen terlarut.
ü
Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang
belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat
menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik
biasanya menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam.
Kapurmenyebabkan kondisi air menjadi
alkali (basa). jadi, perubahan pH air tergantung kepada macam bahan
pencemarnya. Perubahan nilai pH mempunyai arti penting bagi kehidupan air.
Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat basa) tidak cocok untuk
kehidupan kebanyakan organisme. Untuk setiap perubahan satu unit skala pH (dari
7 ke 6 atau dari 5 ke 4) dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika terjadi
sebaliknya, keasaman turun 10 kali. Keasaman air dapat diukur dengan sederhana
yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam air untuk melihat perubahan
warnanya.
ü
Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam air yang
alami berkisar 5 – 7 ppm (part per million atau satu per sejita; 1ml oksigen
yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm). Penurunan
kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
·
Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan
organik.
·
Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan
baktri anaerob dari dasar perairan.
·
Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air,
terutama pada malam hari.
Pencemaran air (terutama yang
disebabkan oleh bahan pencemar organik) dapat mengurangi persediaan oksigen
terlarut. hal ini akan mengancam kehidupan organisme yang hidup di dalam air.
Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil. Untuk dapat mengukur
kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode Winkler. Parameter kimia yang
dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai parameter
biokimia. contohnya adalah pengukuran BOD dab COD.
Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun,
bangkai, karbohidrat, protein) dapat diuraikan oleh bakteri air. Bakteri
memerlukan oksigen untuk mengoksidasikan zat-zat organik tersebut. akibatnya,
kadar oksigen terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar
organik yang ada di perairan, semakin banyak oksigen yang digunakan, sehingga
mengakibatkan semakin kecil kadar oksigen terlarut.
Banyaknya oksigen terlerut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasikan bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB) atau Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air cuplikan (sampel) disimpan selama 5 hari pada suhu 20oC. Karenanya BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja. Oksigen terlarut awal diibaratkan kadar oksigen maksimal yang dapat larut di dalam air. Biasanya, kadar oksigen dalam air diperkaya terlebih dahulu dengan oksigen. Setelah disimpan selama 5 hari, diperkirakan bakteri telah berbiak dan menggunakan oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen terlarut yang ada diukur kembali. Akhirnya, konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengurangi kadar oksigen awal
Banyaknya oksigen terlerut yang diperlukan bakteri untuk mengoksidasikan bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis (KOB) atau Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air cuplikan (sampel) disimpan selama 5 hari pada suhu 20oC. Karenanya BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja. Oksigen terlarut awal diibaratkan kadar oksigen maksimal yang dapat larut di dalam air. Biasanya, kadar oksigen dalam air diperkaya terlebih dahulu dengan oksigen. Setelah disimpan selama 5 hari, diperkirakan bakteri telah berbiak dan menggunakan oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen terlarut yang ada diukur kembali. Akhirnya, konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengurangi kadar oksigen awal
3.
Parameter
Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan,
tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi
lingkungan tertentu.
Organisme yang peka akan mati karena
pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap hidup. Siput air dan Planaria
merupakan contoh hewan yang peka pencemaran. Sungai yang mengandung siput air
dan planaria menunjukkan sungai tersebut belum mengalami pencemaran.
Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan
bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik,meskipun spesies
hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaab cacing tersebut dapat
dijadikan indikator adanya pemcemaran zat organik. Organisme yang dapat
dijadikan petunjuk pencemaran dikenal
sebagai indikator biologis. dengan oksigen akhir (setelah 5 hari).
sebagai indikator biologis. dengan oksigen akhir (setelah 5 hari).
Indikator biologis terkadang lebih
dapat dipercaya daripada indikator kimia. Pabrik yang membuang limbah ke sungai
dapat mengaturpembuangan limbahnya ketika akan dikontrol oleh pihak yang
berwenang.
Pengukuran secara kimia pada limbah
pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak
demikian dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem air secara terus menerus.
Disungai itu terdapat hewan-hewan, mikroorganisme, bentos, mikroinvertebrata,
ganggang, yang dapat dijadikan indikator biologis.
2.4.
Dampak Pencemaran Lingkungan
a. Punahnya Spesies
Sebagaimana
telah diuraikan, polutan berbahaya bagi biota air dan darat. Berbagai jenis
hewan mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai spesies hewan memiliki
kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula yang tahan. Hewan muda,
larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan pencemar. Ada hewan yang dapat
beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan pencemar., adpula yang tidak.
Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui bahwa tingkat adaptasi hewan ada
batasnya. Bila batas tersebut terlampui, hewan tersebut akan mati.
b. Peledakan Hama
Penggunaan
insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator punah, maka serangga
hama akan berkembang tanpa kendali.
c. Gangguan Keseimbangan Lingkungan
Punahnya
spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi di dalam suatu ekosistem. Rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi menjadiberubah. Akibatnya,
keseimbangan lingkngan terganggu. Daur materi dan daur biogeokimia menjadi
terganggu.
d. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan
insektisida mematikan fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan kesuburan tanah.
Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah menjadi asam. Hal ini
juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian juga dengan terjadinya hujan
asam.
e. Keracunan dan Penyakit
Orang
yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat mengalami
keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami kerusakan hati, ginjal,
menderita kanker, kerusakan susunan saraf, dan bahkan ada yang menyebabkan cacat
pada keturunanketurunannya.
f.
Pemekatan Hayati
Proses
peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal sebagai
pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai biomagnificition.
g. Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca
Terbentuknya
Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan permasalahan global yang
dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini disebabkan karena bahan pencemar
dapat tersebar dan menimbulkan dampak di tempat lain.
2.5.
Penanggulangan Pencemaran Lingkungan
Berbagai upaya telah dilakukan, baik oleh pemerintah
maupun masyarakat untuk menanggulangi pencemaran lingkungan, antara lain
melalui penyuluhan dan penataan lingkungan. Namun, usaha tersebut tidak akan
berhasil jika tidak ada dukungan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Untuk membuktikan kepedulian kita terhadap
lingkungan, kita perlu bertindak. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi pencemaran lingkungan, diantaranya sebagai berikut:
- Membuang sampah pada tempatnya
Membuang
sampah ke sungai atau selokan akan meyebabkan aliran airnya terhambat.
Akibatnya, samapah akan menumpuk dan membusuk. Sampah yang membusuk selain
menimbulkan bau tidak sedap juga akan menjadi tempat berkembang biak berbagai
jenis penyakit. Selain itu, bisa meyebabkan banjir pada musim hujan. Salah satu
cara untuk menanggulangi sampah terutama sampah rumah tangga adalah dengan
memanfaatkannya menjadi pupuk kompos. Sampah-sampah tersebut dipisahkan antara
sampah organik dan anorganik.
Selanjutnya,
sampah organik ditimbun di dalam tanah sehingga menjadi kompos. Adapun sampah
anorganik seperti plastik dan kaleng bekas dapat di daur ulang menjadi alat
rumah tangga dan barang-barang lainnya.
- Penanggulangan limbah industry
Limbah
dari industri terutama yang mengandung bahan-bahan kimia, sebelum dibuang harus
diolah terlebih dahulu. Hal tersebut akan mengurangi bahan pencemar di
perairan. Denan demikian, bahan dari limbah pencemar yang mengandung
bahan-bahan yang bersifat racun dapat dihilangkan sehingga tidak mengganggu ekosistem.
Menempatkan
pabrik atau kawasan industri di daerah yang jauh dari keramaian penduduk. Hal
ini dilakukan untuk menghindari pengaruh buruk dari limbah pabrik dan asap
pabrik terhadap kehidupan masyarakat.
- Penanggulangan pencemaran udara
Pencemaran
udara akibat sisa dari pembakaran kendaraan bermotor dan asap pabrik, dapat
dicegah dan ditanggulangi dengan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak. Perlu
dipikirkan sumber pengganti alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan,
seperti kendaraan berenergi listrik. Selain itu, dilakukan usaha untuk mendata
dan membatasi jumlah kendaraan bermotor yang layak beroperasi. Terutama
pengontrolan dan pemeriksaan terhadap asap buangan dan knalpot kendaraan
bermotor.
- Diadakan penghijauan di kota-kota besar
Tumbuhan
mampu menyerap CO2 di udara untuk fotosintesis. Adanya jalur hijau akan
mengurangi kadar CO2 di udara yang berasal dari asap kendaraan bermotor atau
asap pabrik. Dengan demikian, tumbuhan hijau bisa mengurangi pencemaran udara.
Selain itu, tumbuhan hijau melepaskan O2 ke atmosfer.
- Penggunaan pupuk dan obat pembasmi hama tanaman yang sesuai
Pemberian
pupuk pada tanaman dapat meningkatkan hasil pertanian. Namun, di sisi lain
dapat menimbulkan pencemaran jika pupuk tersebut masuk ke perairan. Eutrofikai
merupakan salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh pupuk buatan yang
masuk ke perairan.
Begitu
juga dengan penggunaan obat anti hama tanaman. Jika penggunaannya melebihi
dosis yang ditetapkan akan menimbulkan pencemaran. Selain dapat mencemari
lingkungan juga dapat meyebabkan musnahnya organisme tertentu yang dibutuhkan,
seperti bakteri pengurai atau serangga yang membantu penyerbukan tanaman.
Pemberantasan
hama secara biologis merupakan salah satu alternatif yang dapat mengurangi
pencemaran dan kerusakan ekosistem pertanian.
- Pengurangan pemakaian CFC
Untuk
menghilangkan kadar CFC di atmosfer diperlukan waktu sekitar seratus tahun
salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan mengurangi penggunaan CFC yang
tidak perlu oleh manusia. Mengurangi penggunaan penggunaan CFC dapat mencegah
rusaknya lapisan ozon di atmosfer sehingga dapat mengurangi pemanasan global.
Dewasa ini, tingkah
laku manusia dengan sikap semena-mena terhadap lingkungan sudah sampai pada
tingkat yang mengkhawatirkan. Selain mengeksploitasi alam secara serakah,
manusia juga telah meracuni alam ini dengan berbagai jenis sampahnya.
Tasikmalaya, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... ........
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat Pembahasan........................................................................
1.4 Sistematika Penulisan.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
2.1.Pengertian Pencemaran Lingkungan..........................................................
2.2.Macam-macam Pencemaran Lingkungan...................................................
2.2.1. Berdasarkan Tempat Terjadinya .........................................................
2.2.1.1. Pencemaran
Udara...............................................................
2.2.1.2. Pencemaran Air
...................................................................
2.2.1.3. Pencemaran
Tanah ..............................................................
2.2.2 Berdasarkan Berdasarkan
Macam Bahan Pencemar .................. ........
2.2.3 Berdasarkan Tingkat Pencemaran............................................... ........
2.3. Parameter Pencemaran Lingkungan..........................................................
2.4. Dampak Pencemaran Lingkungan.............................................................
2.5.Penanggulangan Pencemaran Lingkungan.................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
3.1.Kesimpulan.................................................................................................
3.2.Saran...........................................................................................................
kok tidak bisa di copy ya mbak...???
BalasHapus